
Ambon–Metro Regional id
Pemerintah Kota Ambon menunjukkan komitmen membangun komunikasi terbuka dan responsif dengan masyarakat melalui program Walikota dan Wakil Walikota Jumpa Rakyat (WAJAR), yang digelar rutin setiap Jumat pagi di halaman Kantor Walikota.
Pada Jumat (11/4/2025), program ini kembali digelar setelah istirahat selama libur Idul Fitri 1446 H. Masyarakat pun memyambutnya dengan antusias. Terlihat ratusan warga dari berbagai penjuru kota datang dan menyampaikan aspirasi, keluhan, dan harapan mereka langsung kepada Walikota Bodewin Wattimena, Wakil Walikota Elly Toisuta, Sekretaris Kota Robby Sapulette, serta seluruh jajaran pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Berbagai persoalan dibahas dalam suasana dialog yang terbuka, mulai dari banjir rob, sengketa tanah, hingga persoalan pelayanan sosial dan distribusi bantuan. Salah satu warga dari kawasan Kuda Mati mengungkapkan keprihatinannya atas bantuan sosial yang tak kunjung diterima, meski keluarganya termasuk dalam kategori kurang mampu.
Masyarakat dari Passo juga mengadukan masalah klaim tanah adat oleh pihak asing, yang menambah kompleksitas dalam pengurusan sertifikat lahan. Ada pula keluhan terkait dampak pembangunan infrastruktur kota yang merugikan warga sekitar.
Menanggapi hal tersebut, Walikota menegaskan seluruh aspirasi yang disampaikan akan ditindaklanjuti secara serius demi kesejahteraan masyarakat.
Pelayanan Air Bersih
Walikota Bodewin Wattimena pada kesempatan itu juga menyoroti perlunya reformasi dalam pelayanan air bersih yang selama ini dikelola oleh PT DSA. Ia menyatakan komitmen pemerintah kota untuk mengambil alih pengelolaan agar masyarakat mendapat pelayanan yang lebih adil dan profesional.
Walikota juga menggarisbawahi pentingnya penyelesaian konflik pengangkatan raja di negeri-negeri adat yang tertunda akibat konflik internal badan saniri.
“Kami akan evaluasi dan ambil langkah tegas jika tidak ada progres nyata,” katanya tegas.
Program WAJAR tidak hanya menjadi sarana menyampaikan keluhan, tetapi juga menjadi ruang kolaboratif antara warga dan pemerintah dalam mencari solusi nyata. Dengan mengedepankan prinsip transparansi, keterbukaan, dan dialog, program ini diharapkan dapat memperkuat kepercayaan publik dan mendorong kemajuan Kota Ambon yang lebih inklusif dan partisipatif.
Melalui inisiatif ini, Pemkot Ambon membuktikan bahwa mendengar suara rakyat bukan sekadar slogan, melainkan sebuah aksi nyata dalam membangun kota yang berkeadilan dan berkelanjutan. (MR)