Polri

Syukuran HUT ke-75, Kapolda Maluku Tegaskan Pentingnya Peran Polairud dalam Keamanan Wilayah Kepulauan

Polda Maluku-Metro Regional id
Kapolda Maluku Irjen Pol. Prof. Dr. Dadang Hartanto, S.H., S.I.K., M.Si memimpin langsung kegiatan Doa Bersama dan Syukuran Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Polairud.

Kegiatan yang berlangsung di Mako Ditpolairud Polda Maluku, Senin (1/12/2025) ini, Kapolda menekankan pentingnya peran Polairud Polda Maluku dalam menjaga keamanan di wilayah Kepulauan.

Doa bersama dan syukuran berlangsung khidmat, penuh kekeluargaan, yang diikuti oleh seluruh jajaran Ditpolairud, para Kasat Polairud Polres jajaran, pilot dan kru Pesawat Beechcraft 1900D Ditpoludara Korpolairud Baharkam Polri, serta tokoh agama dan para tamu undangan.

Syukuran HUT Polairud dilakukan sebagai bentuk ungkapan syukur sekaligus momentum evaluasi atas perjalanan panjang fungsi Kepolisian Perairan dan Udara, khususnya dalam menjaga keamanan wilayah pesisir dan laut Maluku yang memiliki karakteristik unik sebagai provinsi kepulauan terbesar kedua di Indonesia.

Dalam arahannya, Kapolda Maluku menegaskan nilai historis kehadiran Polairud dalam struktur Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pembentukan Kepolisian Perairan pada 1 Desember 1950, kata Kapolda, tidak terlepas dari perjalanan bangsa pasca proklamasi.

“Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, perjuangan belum selesai. Belanda datang kembali membonceng NICA untuk berusaha menguasai wilayah kita. Setelah situasi berangsur terkendali pada 1949, lahirlah kebutuhan untuk membangun sistem keamanan yang sesuai karakter negara kepulauan. Dari sinilah Polair dibentuk,” ungkap Kapolda.

Irjen Dadang, menambahkan, sejak awal, Polair hadir sebagai unsur polisi berseragam yang memiliki mandat khusus menjaga perairan, termasuk melakukan fungsi penyidikan di wilayah laut. Polair dan kepolisian udara kemudian mengalami perubahan struktur hingga berada di bawah Korpolairud Baharkam Polri seperti saat ini.

Kapolda secara tegas menyoroti konteks geografis Maluku yang membuat peran Ditpolairud tidak dapat digantikan oleh satuan lain.

“Wilayah Maluku ini 93 persen adalah lautan dan hanya 7 persen daratan. Karena itu Polairud memiliki peran yang sangat besar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” tegasnya.

Ia menjelaskan, aktivitas masyarakat Maluku sangat bergantung pada laut. mulai dari perikanan, pelayaran antar-pulau, perdagangan, hingga sektor pariwisata yang berkembang pesat seperti di Banda Neira dan Pantai Ora.

“Setiap hari ribuan kapal melintas di wilayah perairan kita. Kekayaan laut Maluku menjadi magnet bagi kapal-kapal dari wilayah lain, baik dari kawasan tengah, barat, hingga dekat Papua. Ini membuat pengawasan Polairud menjadi krusial agar aktivitas berjalan aman, tertib, dan bebas tindak pidana,” jelas Kapolda.

Kapolda juga menekankan bahwa beberapa kasus penting pernah ditangani Ditpolairud, termasuk temuan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di kapal asing hingga operasi penyelamatan kecelakaan laut.

Ia menekankan tiga fokus utama yang harus menjadi pedoman Ditpolairud dalam meningkatkan kualitas pelayanan di wilayah perairan. Di antaranya pertama, menjamin keselamatan transportasi laut.
Kapolda meminta Ditpolairud memperluas kerja sama dengan stakeholder untuk memastikan standar keselamatan.

“Walaupun bukan pemberi izin transportasi air, Polair wajib menginformasikan temuan lapangan dan memberikan peringatan agar kecelakaan dapat dicegah. Tanggung jawab moral kita adalah memastikan masyarakat merasa aman naik kapal,” tegasnya.

Kedua, Penanganan Cepat Orang Hilang dan Kecelakaan Laut. Kapolda menekankan pentingnya konsep golden time. “Kita harus cepat mengetahui kejadian, cepat menerima laporan, dan cepat bergerak. Beberapa kasus orang hilang, kapal terbakar, hingga awak hilang harus menjadi pelajaran. Koordinasi dengan Basarnas dan pihak lainnya wajib diperkuat,” ujarnya.

Ketiga, Mencegah Potensi Konflik Antarwilayah. Ia mengingatkan bahwa perairan juga rentan terhadap konflik antarkelompok. “Memang Polair tidak selalu bersentuhan langsung dengan konflik darat, tetapi ketika eskalasi meningkat, personel Polair harus siap menjadi kekuatan penambah,” tutur Kapolda.

Kapolda tidak menutup mata terhadap terbatasnya jumlah kapal yang dimiliki Ditpolairud. Saat ini terdapat 18 kapal serta kapal kecil di sejumlah wilayah yang harus mengcover perairan luas.

“Medan laut Maluku tidak mudah, gelombang besar dan kondisi cuaca yang cepat berubah. Namun kita tidak boleh kalah oleh keterbatasan. Kita harus memperkuat kerja sama dengan TNI AL, Bakamla, Basarnas, KKP, dan seluruh institusi maritim lainnya,” katanya.

KAPOLDA DORONG PEMBENTUKAN KOMUNITAS KEAMANAN PERAIRAN

Kapolda juga mendorong pembentukan Komunitas Keamanan Perairan yang melibatkan seluruh unsur masyarakat yang beraktivitas di laut maupun di pelabuhan.

“Banyak ekosistem maritim di pelabuhan yang harus kita pahami satu per satu. Komunitas ini akan membantu percepatan informasi dan penguatan keamanan perairan,” ujarnya.

Mengakhiri sambutan, Kapolda menegaskan bahwa inti tugas Kepolisian, termasuk Polairud, adalah pelayanan manusiawi dan perlindungan publik.

“Polisi itu tugasnya menolong, membantu, dan melindungi masyarakat. Kita hadir untuk memberikan rasa aman. Jika ada yang melanggar hukum barulah kita tindak. Saya berharap moralitas dan semangat pengabdian terus dijaga,” tutur Kapolda sembari menyampaikan “Selamat HUT Polairud ke-75. Teruslah berkarya dan mengabdi kepada bangsa dan negara. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi setiap langkah dan tugas kita,” pungkasnya.(MR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *